PROBOLINGGO - Ajang kontes busana daun (KOBUDA) yang bakal digelar oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Probolinggo serta komunitas pariwisata (Kopara) kian bergema. Even ini disambut antuasias oleh berbagai lembaga pendidikan, khususnya di Kota Probolinggo.
Pagi kemarin (15/10), di aula SMKN 3 Kota Probolinggo sebanyak 40 perwakilan sekolah calon peserta KOBUDA hadir pada technical meeting (TM). Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Wali Kota Probolinggo Buchori.
"Saya menyambut kegiatan ini dengan positif. Dan mengharapkan ada dukungan penuh dari semua lembaga pendidikan tanpa terkecuali, termasuk swasta," kata kepala daerah yang selalu mengusung kesenian saat acara HUT RI ini.
Wali Kota menginginkan agar juara atau pemenang kategori tertentu dalam KOBUDA ini bisa ikut dalam acaran HUT RI setiap tahun. "Saya juga berharap kontes busana daun ini bisa masuk Muri. Kalau kontes busana kan ada di mana-mana. Tapi, kontes busana daun adanya ya di kota Probolinggo," ujar Buchori yang kemarin didampingi oleh beberapa kepala Satker Pemkot Probolinggo.
Beberapa kepala Satker yang menemani Buchori kemarin adalah Kepala Badan Lingkungan Hidup Endro Suroso, Kepala Dinas Pemuda, Budaya, Olahraga dan Pariwisata Setyo Utomo, dan Asisten I Matalil.
Pada kesempatan itu ia menyatakan agar dinas terkait bisa memberikan bantuan dan dipersiapkan secara maksimal. "Untuk komunitas pariwisata dan panitia KOBUDA agar semangat terus sampai hari H," ungkap Wali Kota.
Dalam rangkaian kegiatan TM kemarin juga digelar peragaan contoh busana daun dari rancangan SMKN 3 Kota Probolinggo. "Ini sekedar contoh. Kalau dirasa kurang bagus ya diperbaiki. Sekali lagi peragaan ini hanya contoh saja," ujar Peni Priyono ketua Kopara.
Usai itu banyak pertanyaan dari calon peserta. Misalnya, Tiara, perwakilan dari SMAN 2 Kota Probolinggo. "Apa boleh seperti akar-akaran dibuat asesoris busananya? Apa diperkenankan peserta mempersiapkan diri sebelum atraksi di tiap stage," tanya cewek berkerudung ini.
Pertanyaan ini langsung di jawab oleh Nani Kastip. Selain berbahan daun tidak dibolehkan ada yang menempel di busana. Tetapi boleh membuat akar-akar asal bahan dasarnya dari daun, atau membuat asesoris bunga dari bahan daun boleh -boleh saja. Persiapan jelang atraksi ditiap stage juga dibolehkan panitia.
Juga usulan dari perwakilan lain yang ingin tiap peserta membawa sound system-nya sendiri. Usulan ini dijawab oleh Peni Priyono. Menurutnya, panitia sudah memutuskan bahwa peserta tidak diperkenankan membawa sound system sendiri. Sound system sudah disediakan oleh panitia di tiga titik atraksi. Depan Pemkot, perempatan BRI, dan di garis di finish. Peserta hanya membawa cd musiknya saja.
Persoalan usai atraksi di stage dirasa sepi karena tidak ada musiknya, itu tergantung dari semua peserta yang mau berkreasi. Musik bisa diciptakan dengan tangan kita atau kaki kita, pokonya harus kreatif.
Pada kesempatan itu juga dibahas soal jalur kendaraan pengantar peserta termasuk juga letak parkirnya. Demikian pula dengan rute serta letak stage-stage nya. Juga tak ketinggalan dibahas di mana letak wartawan peliput, dokumentasi dari sekolah atau kameraman dan fotografer.
Sandy, dari Probolinggo Photo Club mengatakan, semua pihak yang merekam kontes ini harus ber ID card yang sudah disediakan oleh panitia. Juga yang paling penting adalah fotografer dan kameraman tidak diperkenankan masuk pada barisan peserta. " Semua ada batasnya," ujarnya. (fa/ags)
Source: jawapos
Ganti Blog Kamu dengan Co.Cc Gratis
Download mp3 - Music
Jika tidak ada silahkan cari disini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment